Jumat, 12 Maret 2010

Islam Rahmatan Lil'alamin 01

Berita di TV tak kenal waktu, pagi siang dan sore petang dan malam hari, selalu saja menayangkan bencana – bencana yang menimpa negeri kita. Bencana – bencana itu secara lebih tepat di sebut sebagai ecology disaster ( bencana lingkungan ) oleh para pakar dan pemerhati lingkungan. Yang dikecualikan dalam konteks ini adalah bencana tsunami, letusan gunung berapi dan gempa bumi.

    Ecology disaster ( bencana lingkungan ) itu telah mengharu biru negeri kita sejak beberapa decade ini. Bencana lingkungan ( ecology disaster ) tidak hanya terjadi di musim tertentu saja. Musim kemarau kemarin pun kita juga mendapati terjadinya bencana lingkungan berupa tanah longsor dan banjir.
    Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa faktor mekanis yang menyebabkan terjadinya ecology disaster (bencana lingkungan ) adalah kekacauan ekosistem dan perubahan iklim global. Nah kalau di cermati keduanya itu berkaitan dengan main-made disaster ( bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia).
    Sehubungan dengan bencana lingkungan yang terjadi di Indonesia, maka timbul pertanyaan dalam diri kita, Kaum muslimin di Indonesia berbuat kerusakan yang menimbulkan bencana lingkungan ?
    Berikut ini secara berseri, kita akan mencoba mencari tahu bagaimana Dienul Islam mengajarkan kita untuk mewujudkan kelestarian dan keharmonisan alam dan lingkungan ini.

    Perintah dan anjuran islam untuk menjaga, memelihara, dan menata kelestarian alam itu sangat beragam dan menyeluruh. Diantaranya adalah berikut ini :

1.    Menjaga kebersihan
“ Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.” (TQS. Al Mudatstsir (74) , 4 – 5 ).
Rasulullah Saw bersabda, “ Sesungguhnya Allah itu baik, mencintai kebaikan. Sesungguhnya Allah itu bersih, mencintai kebersihan.”( THR. Al Bazzar).



    Aspek kebersihan dan kesucian yang di perintahkan oleh islam untuk di jaga adalah rumah dan pekarangan; badan/fisik;pakian ;makanan; serta ruh dan hati. Selanjutnya mengenai pengertian kebersihan dan kesucian dapat di terangkan sebagai berikut :
a.    Membersihkan dan mensucikan diri dari kotoran dan pencemaran najis.
b.    Membersihkan dan mensucikan diri dari  hadats kecil dengan berwudhu, lalu hadats besar dengan mandi.
c.    Menyikat dan membersihkan gigi dari segala macam jenis kotoran
d.    Membuang kotoran yang memperburuk keindahan seperti menggunting rambut, kuku, rambut ketiak,   
       rambut kemaluan dsb.
e.    Membersihkan dan mensucikan diri dengan bertaubat dari dosa – dosa  dan kelalaian dan segala macam perilaku keji lainnya ( Muhammad Al Ghazali, halaman 301-302).

Rasulullah Saw bersabda,  “ Bahwasanya Allah itu baik, Mencintai kebaikan. Bahwasanya Allah itu bersih, mencintai kebersihan. Bahwasanya Allah itu sangat murah pemberian-Nya, menyukai kemurahan. Oleh karena itu bersihkanlah halaman – halaman rumahmu dan pekaranganj – pekaranganmu. Janganlah kamu menyerupai orang – orang yahudi. “ (THR. Tirmidzi)

Apabila kaum muslimin, penduduk mayoritas negeri ini, konsisten menjalankan ajaran Islam, tentu sungai – sungai di negeri ini menjadi sungai yang jernih bebas dari polutan. Sungai – sungai itu bahkan bisa di jadikan sebagai sarana trasportasi alternative. Sayangnya fakta yang ada bahwa sungai itu menjadi tempat sampah dan kakus terpanjang.
    Sabda Nabi Saw, “ Kebersihan itu sebahagian daripada iman. “ (THR. Muslim).
    Jika industriawan muslim konsekuen dengan tuntunan islam tentunya mereka akan  merancangan pabrik dan industri yang minimal menghasilkan polutan sampai akhirnya menjadi sangat aman.
    Jika para pengusaha hak pengusahaan hutan itu yang taat pada Allah Swt tentu ia tak akan melenyapkan sisa penerbangan ( rantiang, daun, dsb.) dengan cara – cara kuno……dibakar. Meskipun di bolehkan oleh  peraturan, tentu dia tak akan memilih membuka perkebunan dan sebagainya di areal hutan lindung atau tanaman nasional.
    Rasulullah Saw memperingatkan mereka yang mencelakakan orang lain dengan perilaku kotor mereka.
    Rasulullah Saw bersabda, “ barangsiapa menimbulkan gangguan kaum muslimin di jalan – jalan mereka , pasti ia akan mendapat kutukan – kutukan mereka “ (THR. Thabrani).
    Nabi Saw juga mengancam mereka yang membuang kotoran, limbah, dan sampah sembarangan.
    Rasulullah Saw bersabda, “ Barang siapa membuang kotorannya di jalan tempat jalan kaum muslimin , maka baginya ( mendapat ) kutukan Allah, malaikat, dan semua manusia.” (THR. Baihaqi)
    Jadi tidak ada seorang muslim yang berperilaku kotor bukan ?

2.    Menanam pepohonan dan menghijaukan bumi
Rasulullah Saw bersabda, “Apabila seorang muslim menanam pepohonan kemudian pepohonan itu di makan oleh burung, manusia, atau hewan maka perkara tersebut sudah termasuk shadaqah. ( TH. Muttafaqun ‘Alihi).
Menanam pohon adalah konsep penting dalam pemeliharaan lingkungan. Pepohonan dalam jumlah atau luas yang memadai akan dapat mengurangi panas yang ekstream untuk menjadi sejuk. Dan ia juga akan menjadi tempat berlindung, mencari makan, atau tempat tinggal fauna.
Selain itu luas vegetasi juga akan berpengaruh terhadap jumlah cadangan air karena tetanaman atau hutan adalah daerah “ tangkapan “ air hujan. Oleh karena itu apabila luas areal pepohonan (hutan) – nya mencukupi, seberapapun deras dan lamanya hujan tidak akan menimbulkan bencana banjir. Ya, karena hutan secara alami dapat  “menangkap hujan” lalu membuatnya menyerap  kedalam tanah sehingga ketersediaan air tanah menjadi cukup.
Pepohonan juga dapat menetralisir atau mereduksi pencemaran yang sudah memprihatinkan, terutama di kota – kota besar. Jenis pohon yang dapat melakukan tugas itu menurut riset Endes N. Dahlan, M.Sc. dari IPB adalah dammar (Agathis alba), kesumba (Bixa orellana), kirai paying (Filicium decipies),  mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus imbricatus), dan pala (Myristica fragrans). Tetanaman itu memiliki daya reduksi tinggi atas timbale (Pb) yang merupakan hasil emisi kendaraan bermotor ( Fachrudin M. Mangun jaya, halaman 208).
Jadi,  Mari hijaukan bumi, pekarangan dan  rumah kita.

3.    Menjaga kesehatan manusia
Satu hal yang terbantahkan bahwa kekayaan itu tak akan berarti tanpa adanya kesehatan. Dan itupulalah  kenikmatan yang juga sering di lupakan manusia, kesehatan dan kesempatan.
Rasulullah Saw bersabda, “ Dua kenikmatan yang sering di lupakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang. “ (HR.Bukhari).
Islam memiliki cara efektif untuk menjaga kesehatan yakni menjaga peraturan Allah Swt (tha’at) dan menghindari perkara – perkara yang merusak fisik seperti begadang, meminum khamar, narkoba, merokok, dsb. Nah, pada era sekarang yang termasuk menjaga kesehatan manusia adalah menghindari hal – hal yang dapat mengancam  kesehatan manusia seperti air yang tercemar bakteri E. colii,  bahan additif makanan yang berbahaya  ( dalam akumulasi yang lama), lingkungan yang tercemardsb. Jadi manusia harus memperjuangkan terhadap  perkara – perkara yang dapat menjaga eksistensi keberadaanya sebagai manusia yang sehat dan bugar.
Hal itu juga berarti mewajibkan manusia untuk menjaga dirinya, keluarga dan masyarakatnya untuk tetap sehat dengan mengeksplorasi alam dan melakukan riset lalu menemukan cara – cara dan produk baru yang aman bagi semesta.
Jadi, setiap penghianatan atas upaya menjaga eksistensi manusia adalah upaya menghancurkan keberadaan manusia itu sendiri. Dengan cara berfikir demikian seharusnya setiap muslim mesti berfikir berulang – ulang untuk merusak lingkungan dan mencemarinya. Bukankah dibelakangnya ada anak keturunannya yang juga akan terancam kelanjutan hidupnya.?
Wallahu a’lamu bishshowab.
Fachruddin M.Mangunjaya, Hidup harmonis dengan Alam. Tahun 2006, Jakarta:Penerbit:Yayasan Obor Indonesia.
DR.Muhammad Al-Ghazalli, Khuluqul-Muslim (Akhlaq Seorang Muslim). Tahun 1986. Penterjemah : Drs. H. Moh. Rifa’i. Semarang :CV Wicaksana

Artikel Terkait:

0 komentar: